Pages

barokallah...barokallah..barokallah

Minggu, 06 April 2014

reading experience

CLASS REVIEW 8

PENJELEJAHAN PAPUA BARAT MELALUI SEBUAH TEKS
By:  Latifah Nurhasanah
Writing dan reading comprehension seperti sepasang kacamata yang tidak bisa dipisahkan.  Jika salah satunya tidak ada atau tidak terpasang dengan baik, maka kacamata tersebut tidak akan berfungsi secara maksimal dan tidak memiliki daya jual yang tinggi.  Begitupula dengan writing dan reading,  jika keduanya terpenuhi dan terlaksanakan dengan baik dan sempurna pemahamannya maka akan menjadi berkualitas.
Pada class review kedelapan ini juga, tepatnya pada pertemuan ke sembilan tidak lagi membahas membahas mengenai tekhnik menulis dahulu, melainkan berbicara bagaimana agar bisa menjadi quality reader yang kemudian merujuk ke quality writer.  Tema pertemuan kali ini adalah “Reading time” yaitu membuat suatu pemahaman membaca melalui sebuah teks secara detail, yaitu perkalimat yang nantinya akan membahas beberapa point mengenai teks “Don’t use your data as a pillow” yang didalamnya membahas mengenai west papua.

Sebelum beranjak ke pemahaman, kita flashback mengenai submit paper pada minggu lalu.  Sebenarnya dosen writing tidak terlalu puas dengan hasil paper submission tersebut, tetapi ada progress yang terlihat dari beberapa orang dalam penguasaan konten dan tekhnik menulis.  Disini yang perlu digaris bawahi adalah a constant high quality works yang diproduksi oleh mahasiswa.  Kurangnya kekompakan kerjasama dikelaspun mengakibatkan kinerja dalam belajar berkurang dan oleh karena itu pada submission yang lalu hasilnya terbilang mengecewakan.
Adapun kuncinya adalah fokus dan konsisten terhadap sesuatu yang sedang kita kerjakan.  Karena untuk berada dititik balance atau continuum yaitu berpindah dari satu ke yang lainnya misal dalam ha bahasa adalah perjalanan dan pekerjaan yang nyata dan cenderung sangat sulit.  Ada orang yang ketika menulis dalam bahasa Indonesia, tulisannya bagus dan menarik.  Tetapi ketika dia menulis dalam bahasa Inggris dia malah tidak bisa dan tidak mampu menulis sebagus ketika dia menulis dalam bahasa Indonesia, begitupun sebaliknya.  Hal inilah yang akan menjadi complicated untuk mencapai titik equilibrium yaitu keseimbangan dalam menulis. 
Ada empat hal yang harus segera dibangun dan dipulihkan didalam kelas writing untuk mencapai sukses, yaitu:  Focus, Commitment, Perseverance, teamworks.  Yang nantinya keempatnya ini akan saling membangun kesuksesan kelas yang berkualitas.  Fokus adalah sesuatu yang sangat penting.  Jika kita tidak fokus pada subjek yang sedang kita pelajari, maka hasilnya pun tidak akan maksimal, malah cenderung tidak beraturan.  Begitupun juga dengan commitment, itu harus dibangun didalam kelas, guna mengukur kesungguhan belajar seseorang pada salah satu subjek mata kuliah.  Begitupun dengan perseverance juga berperan penting, yaitu tingkat ketekunan belajar siswa sangat dibutuhkan untuk mengembangkan potensi diri dan ujung-ujunganya adalah teamwork.  Teamwork adalah sesuatu yang terpenting dari yang paling penting.  Karena dengan teamwork kita bisa membangun sebuah kerjasama yang berkualitas dan saling melengkapi.  Hal ini dapat dibangun melalui mengadakan acara bersama, pertemuan-pertemuan, berbagi, sehingga terdapat kekompakan didalamnya.
Kemudian selanjutnya kelas dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan teks yang ditulis oleh S. Eben Kriksey yang berjudul “Dont use your data as a pillow,” dengan memfokuskan pada pemahaman setiap kalimatnya kemudian disimpulkan mengenai maksud dari kelimat-kalimat tersebut.
Didalam teks ini sang penulis menceritakan mengenai semua yang terjadi selama dia melakukan penelitian di Papua Barat.  Seperti yang sudah kita bahas dalam paragraf pertama tepatnya pada kalimat pertama dan kedua dari teks tersebut, dapat dilihat dan sedikit dipahami bahwa sang penulis sangat bangga dan antusias sekali dengan penelitian Papua Baratnya, karena hampir setiap kalimatnya pada paragraf pertama dan kedua masih terus membahas tentang pesta perpisahannya, bahkan di paragraf-pargraf selanjutnyapun dia masih saja membahasnya.  Adapun hasil diskusi kami pada kalimat pertama dan kedua adalah sebagai berikut:
Tittle :  Don’t use your data as a pillow
A :  Jangan gunakan data hanya sebagai pengetahuan sendiri saja
L :  Jangan gunakan data hanya sebagai simpanan saja, melainkan harus di eksplore
S :  Data dalah sesuatu yang kongkrit, maka jangan sampai data hanya dijadikan sebagai pajangan saja
N :  Jangan jadikan data hanya sebagai pengkuan pengetahuan saja
E :  Harus mencari bukti-bukti penunjang data itu sendiri, agar lebih kuat.
Kesimpulannya :  maksud dari judul ini adalah data merupakan sesuatu yang kongkrit, maka jangan jadikan data hanya sebagai pajangan/hiasan saja, akan tetapi ketika mendapatkan sebuah data, kita harus mencari bukti-bukti penunjang mengenai data tersebut.
Sentence 1
A :  Sebelum pesta perpisahan pemilik pesta mempersiapkan makanan khas yang spesial.
L :  Pesta perpisahan yang diadakan oleh sebuah suku untuk penulis
S :  Pesta yang diadakan antara suku yang belum diketahui dengan penulis, yang menyediakan makanan-makanan khas dari suku tersebut.
N : Pesta persiapan kecil yang disiapkan oleh suku Irian untuk penulis
E :  Sebuah pesta perpisahan kecil yang menghidangkan makanan-makanan khas Papua dalam rangka perpisahan dengan sang penulis.
Kesimpulannya :  Sebuah pesta perpisahan sederhana yang disiapkan oleh suatu suku untuk penulis dengan menghidangkan makanan khas dari suku tersebut.
Sentence 2
L :  Pesta perpisahan ini dirancang oleh Denni Yomaki seorang aktifis HAM untuk menandai berakhirnya penelitian penulis pada Mei 2003
S :  Deni Yomaki yang mewakili suku tersebut
N :  Pesta yang diorganisisr oleh Denni Yomaki seorang aktifis HAM untuk menandai berakhirnya penelitian penulis pada Mei 2003
E: seorang aktifis HAM bernama Denny Yomaki merencanakan pesta perpisahan sederhana sebagai tanda berakhirnya penelitian penulis.
A:  disana muncul pertanyaan siapa Denny Yomaki? Menurut saya, ia mungkin mencari tahu keadaan disana, dan ingin memajukan ketertinggalan rakyat disana.

Ada beberapa hasil diskusi yang disebutkan/ dipresentasikan oleh setiap kelompok, yaitu:
        
        
Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa sebuah informasi dapat dikatakan data apabila disertai dengan research atau penelitian.  Namun jika tidak ada research maka informasi tersebut hanya menjadi sebuah informasi, bukan data.  Data disini adalah suatu informasi yang berbentuk tulisan, namun ada beberapa bentuk informasi lagi yaitu spoken, written, visual, dan combination. Seperti yang dikatakan oleh Mikko Lehtonen:
“Correspondingly, ‘text’ can mean any form of signification: writings, photographs, movies, newspapers and magazines, advertisements and commercials; all and all, every kind of human signification practice. These, in turn, often combine spoken and written words, images and sounds.  Indeed, categorizing texts is not always an easy task, and all categorizing has its own problematics. One way is to divide texts into verbal and nonverbal categories. Verbal texts, however, can be either written or spoken, just as non-verbal texts can be images or sounds. Another way is to make a distinction between visual and auditory texts (for example, between writing and speech, or image and sound).” (Lehtonen, 2000: 48)
Disamping itu, bagaimana kita bisa membaca dan mencoba memahami mengenai teks yang menyangkut dengan Papua ini, sedangkan sejarah mengenai Papua itu sendiri kita belum mengetahuinya.  Untuk itu ada beberapa pertanyaan dalam trivial quiz yang harus kita jawab pada slide yang disajikan oleh Mr. Lala, diantaranya:
Ø  What is West Papua? And where is it located?
Papua Barat adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian barat Pulau Papua. Ibukotanya adalah Manokwari. Nama provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya Barat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999.  Namun  berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Th 2007 tanggal 18 April 2007, nama provinsi ini diubah menjadi Papua Barat.  Wilayah provinsi ini mencakup kawasan kepala burung pulau Papua dan kepulauan-kepulauan di sekelilingnya. Di sebelah utara, provinsi ini dibatasi oleh Samudra Pasifik, bagian barat berbatasan dengan provinsi Maluku Utara dan provinsi Maluku, bagian timur dibatasi oleh Teluk Cenderawasih, selatan dengan Laut Seram dan tenggara berbatasan dengan provinsi Papua.  
Ø  What differences can you spot between PAPUA and IRIAN JAYA?
Perbedaan antara nama Papua dan Irian Jaya adalah masalah pergantian nama saja.  Pada mulanya wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea).  Setelah bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia Indonesia (NKRI) wilayah ini dikenal sebagai Irian Barat, yang kemudian diganti oleh Soeharto menjadi Irian Jaya pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas freeport. Yang kemudian diganti lagi oleh UU No. 21 2011 tentang Otonomi khusus papua menjadi “Papua.”  Namun pada tahun 2003, banyak timbul berbagai protes, akhirnya papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah indonesia, yaitu:  bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Irian jaya (yang setahun kemudian berubah jadi papua barat).  Adapun kepanjangan dari Irian itu sendiri yaitu Ikut Republik Indonesia Anti Netherland.
Ø  What did the Dutch colonial do in Papua?
Belanda sendiri memiliki tujuan tertentu terhadap Papua dan pembentukan negara bonekanya diantaranya:
a.         Agar mudah untuk pengawasan
b.        Untuk melaksanakan sistem desentralisasi
c.         Agar mudah untuk menanamkan pengaruhnya
d.        Mencari dukungan untuk menegakkan kembali kekuasaan belanda di indonesia

Ø  What is Organisasi Papua Merdeka (OPM) and who finances them?
Kemudian Papua mendirikan sebuah organisasi yang disebut dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah organisasi yang didirikan tahun 1965 dengan tujuan membantu dan melaksanakan penggulingan pemerintahan yang saat ini berdiri di provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia, sebelumnya bernama Irian Jaya memisahkan diri dari Indonesia, dan menolak pembangunan ekonomi dan modernitas Organisasi ini mendapatkan dana dari pemerintah Libya pimpinan Muammar Gaddafi dan pelatihan dari grup gerilya New People's Army beraliran Maois yang ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh Departemen Keamanan Nasional Amerika Serikat.  OPM ini ingin menjadikan Papua berdiri sendiri, dengan kata lain lepas dari kepemerintahan Indonesia dan berdiri independent sebagai sebuah negara.  Yang didukung oleh negara-negara barat dan terus dikompor-kompori untuk segera lepas dan berdiri sendiri. 
Kasus atau skandal yang banyak terjadi di papua ini tidak lepas dari pengaruh Amerika dan Australia seperti yang di bicarakan oleh Noam Chomsky pada videonya, yaitu :  "Saya pikir perlawanan di Papua Barat akan terus terjadi namun sepertinya hal tersebut tidak akan berhasil. Bisa negara Barat (Australia dan AS) bersedia untuk mengambil tanggungjawab dan tindakan, perlawanan itu bisa diatasi, Perampokan sumber daya alam yang dilakukan oleh Australia dan kekuatan Barat (AS) lainnya, adalah sebuah skandal besar."
Ø  What is Trikora?
Kemudian ketika banyak persoalan papua dengan para kolonial Belanda, Ir. Soekarno  mengeluarkan asas yang disebut dengan TRIKORA (Tiga komando rakyat) adalah konflik yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian barat.  Pada tanggal 19 Desember 1961, Soekarno (Presiden Indonesia) mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta.  Soekarno juga membentuk Komando Mandala. Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai panglima. Tugas komando ini adalah merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia.  Adapun isi dari TRIKORA yaitu:
1.    Gagalkan berdirinya negara Boneka Papua bentukan Belanda
2.    Kibarkan sang Merah Putih di irtian Jaya tanah air Indonesia
3.    Bersiap melaksanakan mobilisasi umum
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Hindia Belanda memproklamasikan kemerdekaannya menjadi negara Indonesia. Indonesia pun menuntut semua wilayah bekas Hindia Belanda sebagai wilayahnya. Akan tetapi, Belanda ingin menjadikan Papua bagian barat sebagai negara terpisah karena adanya perbedaan etnis. Status Papua bagian barat tidak terselesaikan dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag dan diputuskan untuk ditunda pembahasannya selama 1 tahun. Penyelesaian status Papua bagian barat menjadi berlarut-larut dan tidak selesai juga hingga tahun 1961, sampai terjadilah pertikaian bersenjata antara Indonesia dan Belanda pada Desember 1961 dan awal 1962 untuk memperebutkan wilayah ini. Melalui Perjanjian New York, akhirnya disetujui untuk menyerahkan sementara Papua bagian barat kepada PBB melalui United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) sebelum diberikan sepenuhnya kepada Indonesia pada 1 Mei 1963. Kedudukan Papua bagian barat menjadi lebih pasti setelah diadakan sebuah referendum act of free choice pada tahun 1969, dimana rakyat Papua bagian barat memilih untuk tetap menjadi bagian dari Indonesia.  Hal ini juga yang melatar belakangi pencetusan TRIKORA oleh Soekarno.
Ø  What are the roles of Soekarno in the integration of Papua into NKRI?
Adapun peran Soekarno dalam masuknya Papua ke NKRI terletak pada dua jalur, yaitu:  Diplomasi dan Kofrontasi.  Pada jalur diplomasi peran Soekarno meliputi perundingan bilateral antara indonesia belanda 1952-54, melaui forum pbb 54, dukungan negara asia afrika, yg dihadiri 29 negara (1955).  Sedangkan pada jalur konfrontasi peran Soekarno meliputi politik dan ekonomi (pembatalan uni indonesia belanda pada tahun 1956 ), pembentukna pemerintahan sementara pronsi irian barat di soasiuw di maluku utara, pemogokan total guru indonesia 1957, nasionalisasi perusahaan milik belanda 1957, pemutusan hub. diplomatik pada tahun 60 bertepatan perayaan indonesia yg ke 15, pencanangan trikora, trikora, pembentukan komando mandala pembebasan irbar, d pimpin oleh soeharto, operasi Jayawijaya, persetujuan newyork agreement 62 dan pepera 69.
Jadi dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan pemahaman membaca atau reading comprehension sebuah teks, kita bisa menjelajahi suatu sejarah.  Seperti pada teks “don’t use your data as a pillow” yang ditulis oleh S. Eben Kriksey yang melakukan penelitian di papua barat Indonesia.  Dari teks ini kita bisa mendapatkan banyak data-data permasalahan dan sejarah papua masa lalu dan juga dapat membantu kita untuk menjadi pembaca yang memiliki pemahaman yang tinggi.  Sebuah informasi bisa dikatakan menjadi sebuah data jika dilakukan dengan penelitian (research), seperti yang telah dilakukan oleh S. Eben Kriksey.
            Sebagai seorang pembaca saya menyadari bahwa masih banyak memiliki kekurangan dalam memahami sebuah bacaan contohnya pada teks ini, diantaranya:  Banyak vocab yang asing dan tidak baru didengar sehingga sulit untuk dipahami, kurang bisa mengambil kesimpulan dari suatu teks, kurangnya penguasaan kosa kata sehingga menyulitkan untuk mengambil pemahaman.


Reference:
Lehtonen, Mikko. 2000. The Cultural Analysis of Texts. London. Sage Publication Ltd.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar